RIMAUNEWS.CO.ID, Palembang – Pemerintah Kota Palembang menunjukkan dukungannya terhadap Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gerkatin) dengan mengaktifkan lampu biru di dua ikon kota, yaitu Jembatan Ampera dan Kambang Iwak. Langkah ini direncanakan akan dilakukan pada 27 September mendatang dalam rangka memperingati Hari Bahasa Isyarat Internasional.
Wakil Walikota Palembang, Prima Salam, menyampaikan apresiasi dan dukungan penuhnya terhadap Gerkatin. Menurutnya, komunitas tunarungu ini telah menjadi inspirasi bagi banyak pihak.”Mereka menjadi inspirasi kita semua dan semoga kehadiran mereka juga bisa ikut menjadikan Palembang Darussalam,” ujar Prima Salam.
Ia menambahkan bahwa pihaknya juga akan membantu mempromosikan produk UMKM dari anggota Gerkatin, seperti tas rajut, yang akan dipasarkan di sebuah toko di kota Palembang.
Senada dengan wakil walikota, Ketua DPD Gerkatin Sumsel, Desi Ana Amelia, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas dukungan yang diberikan. Desi menyebut bahwa dukungan dari Prima Salam sangat membantu dan menginspirasi.
Rangkaian acara yang akan diselenggarakan Gerkatin meliputi peringatan Hari Bahasa Isyarat Internasional (HBII) pada 28 September, yang akan diisi dengan pawai dan sosialisasi bahasa isyarat. Selain itu, Gerkatin juga akan mengadakan Musyawarah Cabang (Muscab) pada 25 Oktober mendatang.
Pemerintah Kota Palembang juga turut mendukung Hari Bahasa Isyarat Internasional yang diperingati secara global dari 23 hingga 29 September. Dukungan ini diwujudkan dengan menyalakan lampu biru sebagai simbol solidaritas.
Saat ini, anggota Gerkatin di Palembang berjumlah lebih dari 300 orang, dengan 175 di antaranya berada di Sumatera Selatan. Sekitar 200 anggota diperkirakan akan hadir dalam acara HBII di Rumah Dinas Walikota.
Meskipun demikian, masih ada tantangan yang dihadapi oleh komunitas tunarungu, terutama terkait akses pekerjaan, pendidikan, dan kesehatan. Desi berharap dukungan dari pemerintah dapat terus bertambah, khususnya dalam menyediakan akses kerja dan pendidikan yang lebih luas. “Alhamdulillah, akses untuk kerja ada, tapi sangat sedikit sekali. Semoga bisa bertambah,” kata Desi.(*)