RIMAUNEWS – Lubuklinggau – Rencana revitalisasi Taman Kurma menjadi Alun-Alun Merdeka di Kota Lubuklinggau Sumsel menuai pro dan kontra.
Sejumlah masyarakat di kota ini menganggap rencana revitalisasi itu malah membuat suasa Taman Kurma menjadi kotor dan akan menjadi tempat ‘maksiat’.
Pasalnya lokasi Taman Kurma ini bersebelahan langsung dengan Masjid Agung As-salam Lubuklinggau, yang selama ini jadi icon religi kota sebiduk semare.
Lingga salah satu warga mengungkapkan ramainya masyarakat yang nongkrong akan membuat masyarakat yang melaksanakan ibadah menjadi terganggu.
“Yang ada makin terganggu orang ibadah di masjid Agung As -Salam, karena ramai orang keluar masuk lingkungan masjid tanpa tujuan,” ungkapnya pada wartawan, Senin (20/5/2024).
Menurutnya, salah satu faktor Masjid Agung As-s Salam tutup malam hari, karena banyak dijadikan tempat nongkrong atau orang berpacaran, bahkan, sampai ada yang mengonsumsi miras,
“Apalagi mau di buat Alun Alun Merdeka, selama ini ado pengawasan ekstra ketat saja, batang kurma di Masjid Agung As-salam itu tidak sempat jadi buah baru mau tumbuh dikit lah di ambil,” ujarnya.
Untuk itu sebagai masyarakat yang kerap melaksanakan ibadah agar Pemerintah Kota Lubuklinggau mempertimbangkan lagi rencana tersebut.
“Harapannya dipertimbangkan lagi, dulu Lapangan Merdeka itu tempat maksiat, itulah kita sepakat di ubah dari taman saja, masak mau dikembalikan lagi,” ungkapnya.
Sementara Sekda Kota Lubuklinggau, H Tamri menyampaikan revitalisasi ini tujuannya hanya mempercantik dan untuk jamaah yang khawatir terganggu nanti pasti akan dipikirkan.
“Pasti kita pikirkan itu nanti akan diatur sedemikian rupa,” ujarnya.
Sementara untuk pedagang yang selama ini berjualan di sekeliling pasar dengan adanya revitalisasi ini bukanya dirugikan malah akan di untungkan.
“Kita sama-sama memikirkan mereka, mana mungkin mereka mau hidup malah mau dimatikan,” ujarnya.
Sedangkan, solusi dalam waktu dekat mereka itu selama revitalisasi akan dipindahkan sementara selama revitalisasi berlangsung.
“Karena prinsipnya bukan menghabiskan tapi hanya revitalisasi,” ungkapnya