RIMAUNEWS.PALEMBANG | Sepanjang triwulan I 2020, aktivitas peti kemas di Pelabuhan Boombaru, Palembang mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama 2 tahun sebelumnya.
Hal ini diungkapkan, General Manager IPC Palembang, Indra Hidayat Sani saat ditemui di kantornya, Rabu (15/4). “Melihat arus barang berdasarkan kemasan, aktivitas peti kemas mengalami penurunan,”jelas dia.
Ia menambahkan, kalau dilihat, triwulan pertama 2018 lalu sebanyak 38.998 ton, lalu triwulan pertama 2019 sebanyak 31.523 ton, dan di triwulan pertama 2020 sebanyak 29.143 ton.
Kondisi tersebut, kata Indra, peti kemas memang turun, jangan dibandingkan dengan kondisi 2018 karena waktu itu Sumsel tuan rumah Asian Games, jadi banyak aktivitas petikemas.
Penurunan peti kemas, kata dia, karena itu dominan aktivitas impor, dari negara asal mereka lockdown, mereka (pabrik,red) tidak produksi, khususnya China.
Untuk jenis komoditasnya, menurut Indra, batubara dan karet, itukan semuanya melalui peti kemas. “Seperti untuk karet, itu kan sebelum dikirim melalui proses pembungkusan baru dimasukan ke peti kemas.”
Apalagi, turunnya proses petikemas tak hanya terpengaruh dari kegiatan bisnis dengan Cina. Menurut Indra, India dan Malaysia juga telah menerapkan lockdown, meski ada pelabuhan disana tetap melayani bongkar muat.
“Masih ada aktivitas ekspor impor melalui peti kemas antara kita dengan China, India, termasuk Malaysia. Khusus Malaysia tak semua pelabuhan disana menerapkan lockdown, masih ada yang melakukan kegiatan,”ungkap dia.
Meski demikian, dirinya tetap optimis untuk kegiatan Peti Kemas akan kembali pulih. “Khususnya China, kita lihat China sudah survive (berhasil penanganan wabah,red) dari corona ini, kita berharap ini akan meningkat lagi,”ulas dia.
Terlepas dari turunnya aktivitas peti kemas, arus barang berdasarkan kemasan lainnya di triwulan pertama mengalami peningkatan. Seperti, di general cargo, pada triwlan pertama 2018 sebanyak 29.592 ton.
Lalu, triwlan pertama 2019 sebanyak 47.646 ton dan meningkat triwlan pertama 2020 sebanyak 177.368 ton. Khusus di general cargo, menurut Indra, ada jaminan dari pemerintah pusat untuk menjaga ketersediaan pupuk bagi petani.
“Jadi tingginya aktivitas general cargo karena ada kegiatan dari Pusri membeli bahan baku produksi pupuk di awal tahun ini dari Vietnam, setelah diolah maka akan dikirim ke pasar untuk menjamin ketersediaan pupuk bagi petani,”kata dia.
Untuk bagi cargo, triwulan pertama 2018 sebanyak 92.914 ton. Untuk triwlan pertama 2019 sebanyak 94.101 ton dan meningkat triwlan pertama 2020 sebanyak 93.652 ton.
Lalu, curah air triwulan pertama 2018 sebanyak 222.975 ton. Untuk triwlan pertama 2019 sebanyak 216.856 ton dan meningkat triwlan pertama 2020 sebanyak 253.743 ton.
Terakhir, curah kering triwulan pertama 2018 sebanyak 62.011 ton. Untuk triwulan pertama 2019 sebanyak 37.186 ton dan meningkat triwulan pertama 2020 sebanyak 67.088 ton. (Num)