Buntut Gedung Kesenian Palembang Jadi Restoran AMPCB dan DKP Bertemu Pj Walikota Palembang

RIMAUNEWS, Palembang – Rencana pihak Pemkot Palembang yang bakal merubah fungsi Balai Pertemuan bakal kembali dijadikan restoran mendapatkan protes dari seniman dan budayawan di kota Palembang.

Isu ini berhembus usai Pj Walikota Palembang Ucok Abdulrauf Damenta bertemu Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Kota Palembang Affan Prapanca, Mereka membincangkan Gedung Kesenian Palembang untuk difungsikan sebagai pusat bisnis kuliner.

Hal ini menyusul niatan Pemkot Palembang mengembangkan wisata sungai di kawasan Benteng Kuto Besak.

Terlebih rencana itu kemungkinan bakal diwujudkan dengan kembali memakai label Kuto Besak Theatre Restaurant (KBTR).

Akhirnya Pj Walikota Palembang Pj Walikota Palembang Ucok Abdulrauf Damenta dan jajaran melakukan rapat bersama jajaran Aliansi Masyarakat Peduli  Cagar Budaya (AMPCB) , juga hadir Jajaran  Dewan Kesenian Palembang (DKP), Dewan Kesenian Sumatera Selatan (Sumsel), seniman dan budayawan kota Palembang , Senin (5/8) sore diruang rapat Balai Kota Setda Palembang di Jalan Merdeka, No 01, Palembang.

Ketua AMPCB , Vebri Al Lintani dalam rapat tersebut , AMPCB meminta Pemkot Palembang menyelesaikan dulu  tentang bagaimana mengelola Gedung Kesenian Palembang  dan jika sepakat lalu dibuat regulasi (Perwako).

Dan setiap kegiatan yang membahas Gedung Kesenian Palembang harus melibatkan AMPCB dan DKP dan bagaimana mengisi kegiatan di Gedung Kesenian Palembang di mana harapan Pj Walikota Palembang ada terus pementasan di Gedung Kesenian Palembang dan ramai.

Untuk itu perlu di anggarkan dana oleh Pemkot Palembang untuk mendukung kegiatan kesenian dan budaya yang dilakukan di Gedung Kesenian Palembang .

“Posisi  tawar Dewan Kesenian Palembang itu sebagai pengelola , kemudian dibuat regulasi , dari hasil dari diskusi nanti  baru kemudian melangkah ke hal-hal lain, dan kalaupun ada kegiatan-kegiatan dari itu , AMPCB, DKP  harus terlibat, jangan tidak di libatkan lagi , “ katanya,

Dan kenapa pihaknya curiga akan permasalahan ini lantaran kebijakan Kepala Dinas Kebudayaan kota Palembang sering jalan sendiri-sendiri dan tanpa konsultasi salah satunya soal Festival Museum beberapa waktu yang lalu.

“Festival Museum kemarin , pertama judunya sudah salah judul Hikayat Kota Darussalam  isinya tidak ada, hikayat apa dari situ , kedua kota Darusasalam, Darussalam apa, khan ada tiga kota Darussalam yaitu Palembang, Brunai dan Aceh, yang mana, itupun sudah salah,” katanya.

Selain itu menurut Vebri,  karakter  Kepala Dinas Kebudayaan kota Palembang yang dinilai tidak menghargai orang lain  dimana di acara tersebut  ada tokoh tokoh Palembang disitu yang hadir tapi tidak pernah di ajak kedepan dan kursinya di belakang, dan kursi istri pejabat di depan padahal kursi istri pejabat harusnya di belakang.

“Jadi wajar kalau kami curiga  ini mau jalan sendiri-sendiri,” katanya.

Dan Vebri menegaskan AMPCB terus akan mengkritisi Dinas kebijakan Kebudayaan kota Palembang terutama  dalam soal seni dan budaya di kota Palembang  .

“Makin jernih kita hari ini apa yang disampaikan  Pj Walikota , ternyata sama seperti apa yang kita kehendaki  dan hanya saja tidak di libatkan dan kedepan kami dilibatkan  dalam hal apapun ketika kita bicara Gedung Kesenian Palembang. Sehingga tidak menimbulkan sakwa angka atau praduga yang tidak tidak,” kata mantan Ketua Dewa Kesenian Palembang ini.

Pj Walikota Palembang Ucok Abdulrauf Damenta  berharap kedepan Gedung kesenian Palembang untuk lebih aktif lagi dalam program programnya  tidak hanya temporary tetapi rutin dilakukan

“Soal Gedung Kesenian Palembang akan menjadi KBTR mungkin yang nulis ngantuk , apa yang saya sampaikan tidak tersampaikan dengan jelas , padahal tujuannya seperti yang saya sampaikan hari ini , kita tidak ada merubah estetika bahkan kita akan munculkan kembali merekonstruksi ulang sejarah dan budaya ketika terjadi pada waktu itu .Kita rekonstruksi ulang lagi pada zaman sekarang, pelakunya kita-kita semua  dengan stekholder terkait menghidupkan itu,” katanya,

Harapan kedepan menurutnya agar seni budaya melayu di Palembang terutama sejarahnya tidak hilang.

“Sekarang kita mengurutkan satu persatu yang lambat laun tegerus oleh zaman , perkembangan zaman tidak boleh dinafikkan memang terus ada tapi sejarah tidak boleh hilang,” katanya. (*)