Diduga Alami Kekerasan, Siswi SDN 150 Palembang Dirawat Intensif, Polisi dan LBH Lakukan Penelusuran Fakta

RIMAUNEWS.CO.ID, Palembang – FR (7), siswi SDN 150 Palembang di Kecamatan Gandus, kini menjalani perawatan intensif di RSUD Bari Palembang akibat kondisi matanya yang memerah, Selasa (4/11/2025).

Sebelumnya, ibu korban, Sukrisnawati (40), telah melaporkan kejadian yang menimpa putrinya ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Palembang.

Tim penasihat hukum korban dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bima Sakti menyampaikan bahwa kondisi FR perlahan mulai membaik dan sudah bisa diajak berkomunikasi.

Wakil Direktur LBH Bima Sakti, Dr. Conie Pania Putri, SH, MH, mengimbau masyarakat agar tidak berspekulasi terkait kondisi FR.

“Kasus ini sudah dilaporkan ke Polrestabes Palembang dan sedang ditangani Unit PPA. Mengenai ada atau tidaknya dugaan tindak pidana penganiayaan, hal itu belum bisa kami simpulkan,” ujarnya, didampingi tim hukum M. Novel Suwa, SH, MM, M.Si, Agung Dwi Pramono, SH, MH, Indah Dwi Permata Sari, SH, serta Tresyah Meirinda Putri, SH, MH.

Conie menambahkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan penyidik yang juga telah memeriksa sejumlah saksi dan mendatangi pihak sekolah tempat FR bersekolah.

“Kasus ini masih perlu pembuktian lebih lanjut apakah benar terjadi dugaan penganiayaan di lingkungan sekolah atau tidak. Kami akan terus berkoordinasi dengan penyidik,” jelasnya.

Selain itu, pihak LBH juga masih menunggu hasil pemeriksaan dari dokter ahli mata mengenai penyebab kondisi mata FR yang memerah.

“Saat ini FR masih dalam observasi dokter spesialis mata, psikolog, dan dokter tumbuh kembang. Yang terpenting bagi kami adalah pemulihan kesehatan anak tersebut,” tegas Conie.

Sementara itu, anggota tim hukum LBH Bima Sakti, M. Novel Suwa, SH, MM, M.Si, meminta masyarakat untuk menunggu hasil penyelidikan resmi dan hasil pemeriksaan medis sebelum menarik kesimpulan.

“Kita harus menjunjung tinggi asas praduga tak bersalah. Kami harap masyarakat bijak dalam menanggapi kasus ini, apalagi melibatkan tenaga pendidik,” tutupnya. (DN)