RIMAUNEWS.CO.ID, Palembang – Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Pemprov Sumsel) menegaskan komitmennya dalam mendorong percepatan aktivasi dan penyelesaian pembangunan Jalan Tol Palembang–Betung sebagai bagian penting dari jaringan Tol Trans Sumatera. Hal itu disampaikan Gubernur Sumsel, Dr. H. Herman Deru, usai memimpin Rapat Koordinasi Sinergitas Pemerintah Daerah bersama Kejati Sumsel di Griya Agung, Senin (20/10/2025) sore.
Menurut Herman Deru, Jalan Tol Palembang–Betung merupakan jalur keluar utama dari lima ruas pokok seperti Jalan Lintas Tengah (Jalinteng), Jalan Lintas Timur (Jalintim), Jalan Tol Palindra, Jalan Tol Prabumulih, dan Jalan Tol Trans Sumatera. Kondisi ini, khususnya pada arah utara, menyebabkan kemacetan parah atau bottleneck sepanjang sekitar 60 kilometer.
Jika hanya mengandalkan pengerjaan oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU), kata Herman Deru, pelebaran jalan hanya mampu dilakukan sekitar 1–1,5 kilometer per tahun. Dengan kecepatan tersebut, penyelesaiannya akan memakan waktu sangat lama. Karena itu, Pemprov Sumsel berupaya mempercepat aktivasi Jalan Tol Palembang–Betung agar dapat segera difungsikan.
“Pemerintah Provinsi terus berjibaku untuk mengaktifkan jalan tol ini. Saat ada hambatan, seluruh pihak turun tangan, baik Kejati, TNI, Polri, maupun Pemprov. Salah satu fokus kita adalah penyelesaian sengketa lahan di sekitar area tol,” jelasnya.
Dalam peninjauan lapangan yang dilakukan baru-baru ini, Gubernur Herman Deru menegaskan bahwa meskipun pembangunan jalan tol tersebut sempat terkendala, kini progresnya kembali menunjukkan hasil signifikan.
“Ini menjadi bagian dari komitmen kita untuk memastikan Jalan Tol Palembang–Betung dapat difungsikan secara optimal, minimal untuk mendukung arus mudik dan balik Lebaran Idul Fitri 2026,” ungkapnya.
Selain fokus pada proyek tol, Gubernur Herman Deru juga menyoroti kondisi jalan nasional di sejumlah titik strategis. Ia mengungkapkan bahwa karena beban kendaraan berat dan lebar jalan yang terbatas, banyak ruas mengalami gelombang (bleeding) serta kerusakan permukaan yang membahayakan pengguna jalan, terutama pengendara motor.
“Ruasnya sempit, jadi pengendara motor yang lengah sedikit saja bisa jatuh. Ini kondisi yang harus segera ditangani,” papar Herman Deru.
Menurutnya, beban kendaraan berat yang tidak beralih ke jalan tol menyebabkan ruas jalan nasional semakin padat. Kondisi ini bukan hanya mempercepat kerusakan jalan, tetapi juga meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas.
“Sering kali terjadi kecelakaan karena padatnya kendaraan berat, sementara ruang gerak pengendara roda dua sangat terbatas. Kondisi ini sudah kami sampaikan langsung kepada Wakil Menteri PUPR, Dirjen Bina Marga, bahkan Wakil Presiden RI. Mereka sudah menanggapi, hanya saja prosesnya membutuhkan kajian lebih lanjut, terutama dari sisi pembiayaan dan volume lalu lintas harian,” jelas Gubernur.
Herman Deru menambahkan, dirinya memahami betul keluhan masyarakat yang setiap hari melintasi jalan tersebut. Oleh karena itu, ia tak henti-hentinya melaporkan kondisi dan meminta perhatian serius pemerintah pusat agar penanganan dapat segera dilakukan.
“Saya mendengar langsung keluhan warga di lapangan. Karena itu, setiap kali bertemu pejabat pusat, saya selalu menyampaikan aspirasi ini. Harapan kita, jalan nasional yang menjadi urat nadi ekonomi Sumsel bisa segera diperbaiki dan kembali layak dilintasi,” tutupnya. (*)