Herman Deru Ubah Stigma Golf Olahraga Mahal dan Ekslusif

RIMAUNEWS. PALEMBANG- Gubernur Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) H. Herman Deru berkeinginan untuk menghilangkan stigma Permainan golf dianggap sebagai olahraga mahal dan identik hanya bisa dijangkau oleh orang berkantong tebal. Melalui Tournament Golf Piala Gubernur pertama kali di Provinsi Sumsel ini, Ia berharap seluruh masyarakat Provinsi Sumsel dapat berpartisipasi sekaligus menikmati lapangan golf kedua tertua di Indonesia yakni di Kenten Course Golf Palembang.

Hal tersebut disampaikannya langsung saat membuka Tournament Golf Piala Gubernur Sumsel I di lapangan Kenten Golf Course Palembang (15/2/20).

Menurutnya,  Tournament Golf merebutkan piala Gubernur pertama di Provinsi Sumsel ini merupakan semangat baru bagi seluruh masyarakat Provinsi Sumsel, Disamping  mendapatkan nilai-nilai silaturahmi, disini pula para penggolf dan para sponsor bersatu dan berorientasi pada prestasi.

“Dari semua pihak sudah mulai terlihat baik bahwa melalui golf ini semua bisa tersambung. Antara pengurusan yang baru tetap tersambung dengan pengurusan yang lama, untuk dapat terus membina olahragawan dengan mengutamakan tujuan yakni menyumbangkan semua potensi yang ada di Sumsel,” tuturnya

Ia turut meghimbau Palembang Golf Club untuk menghilangkan stigma golf sebagi olahraga yang mahal.

“Artinya nanti ada hari atau klaster khusus yang dimanfaatkan dimanfaatkan untuk golf pemula, yang masih terhambat masalah biaya diberikan kesempatan . Sehingga diharapkan dapat menajamkan pencarian bibit-bibit Golfer berbakat,” himbaunya

Kedepan Ia juga akan menjadikan Tournament Golf sebagai agenda tahunan, terlebih Provinsi Sumsel memiliki merupakan lapangan golf kedua tertua di Indonesia yang memiliki fasilitas berstandar internasional. Lapangan ini pula dibangun sejak zaman penjajahan Belanda dengan luas 70 hektare. Kenten Course Golf Palembang juga disebut-sebut juga sebagai salah satu lapangan golf terbaik.

“Ini akan menjadi kalender tetap setiap tahun, ditempat ini sudah lebih dibangun 50 tahun yang lalu. Saat ini sedang di rancang dicarikan legal standing nya bahwa ini tidak boleh kompersi menjadi lahan bisnis,  tapi ini tetap menajadi lapangan golf yang mengandung sejarah dan jika nanti mencukupi akan ditetapkan menjadi cagar budaya,” pungkasnya ( Don)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *