RIMAUNEWS.CO.ID, Muba – Warga Kecewa Diduga akibat kurangnya komunikasi antara pelaksana proyek Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dengan pemerintah desa setempat, mengakibatkan sejumlah warga Desa Purwosari Kecamatan Lais Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) yang menginginkan pekerjaan pembersihan lokasi SUTET ancam demo.
Peristiwa ini terkuak dengan adanya rembukan antara sejumlah warga dengan Kepala Desa Purwosari yang dihadiri Camat Lais, Humas PT GWK, dan TNI, di kediaman rumah Kepala Desa Purwosari, Senin (2/9/2024).
Supardi Cs, warga Dusun IV Desa Purwosari mengaku, ada seseorang warga setempat mendatangi mereka yang menawarkan pekerjaan pembersihan lokasi Sutet di Desa Purwosari, namun biaya pembersihan lokasi tersebut belum deal diantara keduanya.
“Yang datang kepada kami itu bukan pekerja atau karyawan SUTET pak, melainkan warga setempat. Untuk nego terkait biaya pembersihan tersebut belum deal, tau-tau infonya sudah ada yang melakukan pembersihan, makanya kami bertanya dengan pak kades,” ujarnya.
Ditambahan Eko, warga Dusun III Desa Purwosari, apabila warga setempat tidak dilibatkan dalam pelaksanaan pembersihan, maka mereka mengancan akan menggelar aksi demo.
“Untuk melaksanakan pekerjaan kasar seperti ini, kami warga setempat masih mampu pak. Tinggal lagi ada negosiasi antara kita dan pihak perusahaan,” jelasnya.
Kepala Desa Purwosari H Mustamil Jali mengaku kaget atas pernyataan warga tersebut. Terkait permasalahan ini, dirinya mengaku tidak tahu bahwa kegiatan pembersihan lokasi Sutet tersebut akan dilaksanakan.
“Kami tidak tahu, karena hingga saat ini belum ada komunikasi dari pihak pelaksana kepada pemerintah desa Purwosari. Bahkan masih ada warga yang belum menerima ganti rugi pembebasan lahan,” jelasnya.
Atas kejadian tersebut, dirinya sangat menyayangkan kurangnya komunikasi antara pihak pelaksana dengan pemerintah desa Purwosari. “Padahal beberapa hari sebelumnya, saya sudah berkomunikasi dengan pak Fikih selaku Humas PT GWK, tetapi katanya belum ada kejelasan terkait permasalahan itu,” imbuhnya.
Sementara, Camat Lais Marsopi SKM MM dalam kesempatan itu berharap, agar permasalahan ini dapat diselesaikan secara musyawarah.
“Inikan proyek strategis nasional, makanya harus didukung berbagai pihak. Namun dalam pelaksanaannya, antara pihak pelaksana dengan masyarakat melalui pemerintah desa setempat harus bersinergi, sehingga tidak timbul miskomunikasi,” harapnya.
Terkait permasalahan tersebut, Fikih selaku Humas PT GWK mengaku baru mendapat informasi terkait pelaksanaan pembersihan lahan tersebut malam tadi.
“Jadi saya juga agak bingung, apa sudah berkoordinasi dengan pihak desa apa belum, saya juga belum ngomong sama pak kades, rencana baru hari ini mau ngomongnya,” akunya.
Fikih mengaku, kesalahan ini ada pada pihaknya. Dirinya juga berharap pelaksanaan pembersihan lahan ini dilakukan oleh warga setempat.
“Saya sih sebenarnya berharap kegiatan ini jangan jalan dulu, kita duduk bareng dulu, intinya jangan ada selisih paham. Kan intinya warga mau ada pekerjaan, makanya kita diskusikan dahulu,” pungkasnya. (ril)