Pj Wali Kota Palembang Resmikan Tiga Lokasi Wisata Bersejarah

RIMAUNEWS.CO.ID, Palembang – Tiga destinasi wisata yang diluncurkan adalah Gedung Walikota Palembang (atau Gedung Watertoren) yang mewakili era Kolonial Belanda, Lawang Borotan yang mewakili era Kesultanan Palembang Darussalam, dan Gedung Kesenian Palembang yang mewakili era kemerdekaan.

Acara diawali dengan pembacaan syair Perang Menteng oleh Ketua Komunitas Batang Hari (Kobar) 9, Vebri Al Lintani, hingga penampilan teatrikal pengasingan Sultan Mahmud Badaruddin II melewati Lawang Borotan yang dimainkan oleh Kobar 9. Kegiatan dilanjutkan dengan diskusi atau bincang budaya bertema “Lawang Borotan, Sejarah Masa Kini dan Pemanfaatannya,” yang dipandu oleh Vebri Al Lintani.

Hadir dalam acara tersebut Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama RM Fauwaz Diradja SH M Kn, Pj Wali Kota Palembang Dr. A. Damenta, Mag.rer.publ, CGCAE, sejumlah kepala dinas, seniman, budayawan, sejarawan kota Palembang, perwakilan Bank Sumselbabel dan Bank Indonesia, perwakilan Dewan Kesenian Palembang (DKP) dan Dewan Kesenian Sumatera Selatan (DKSS), serta pembakti Kesultanan Palembang Darussalam dan perwakilan dari Perlak (Malaysia).

Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama RM Fauwaz Diradja SH M Kn, berterima kasih atas inisiatif Pj Wali Kota Palembang untuk menjadikan Lawang Borotan sebagai destinasi wisata di kota Palembang. “Mudah-mudahan dengan dijadikannya kawasan ini menjadi destinasi wisata kota tua di Sumsel, apalagi bersebelahan dengan Kraton Kuto Besak, Insya Allah tingkat PAD pariwisata ini bisa naik dan membantu UMKM di Palembang. Terima kasih kepada Pak Pj dan stakeholder yang saling bahu-membahu membentuk kawasan cagar budaya ini menjadi destinasi wisata yang bisa memberikan edukasi dan narasi yang baik untuk kota Palembang,” katanya.

Dalam kesempatan ini, Pj Wali Kota Palembang Dr. A. Damenta menyebutkan bahwa nantinya Lawang Borotan, Kantor Ledeng, dan Gedung Kesenian akan menjadi destinasi wisata yang terkoneksi satu dengan yang lainnya. “Dengan mengucap Bismillah, launching Lawang Borotan sebagai destinasi wisata berbasis sejarah dan budaya resmi saya buka. Semoga ini mendapatkan berkah dan kembali menjadikan Palembang yang bisa mendunia,” kata A. Damenta.

Peresmian ini juga menandai awal dimulainya revitalisasi kawasan Lawang Borotan. “Perbaikan dan mempercantik sekitar satu bulan lebih, mudah-mudahan akhir November sudah selesai sehingga menarik dan dapat angle baru tanpa meninggalkan sejarahnya,” katanya. Damenta berpesan kepada sejarawan, budayawan, serta pegiat seni agar tiap bulan secara berkala diadakan penampilan teatrikal di Lawang Borotan.

Ia menuturkan bahwa Pemkot Palembang tidak bisa bekerja sendiri, untuk itu menggandeng stakeholder terkait di antaranya Bank Sumselbabel, Bank Indonesia, dan juga PDAM. “Jadi ini semua kami persembahkan untuk masyarakat Palembang khususnya dan semua masyarakat Sumbagsel, dengan harapan bisa mendongkrak UMKM dan sejarah tetap terjaga,” katanya.

Sedangkan Lawang Borotan, menurutnya, meski beberapa tahun lalu pernah dilaunching, tetapi berjalan kurang optimal. Pihaknya berupaya memaksimalkan kembali Lawang Borotan sebagai destinasi wisata. “Secara berkala ada teatrikal setiap bulannya, baik soal sejarah maupun budaya Kota Palembang, untuk pengunjung akan ditampilkan audio ramah,” katanya.

Ia menegaskan, budaya harus tetap dijaga agar tidak tergerus oleh pergerakan zaman. “Kita ingin anak cucu dan generasi penerus Palembang mengetahui terjadinya sejarah besar di kawasan ini saat SMB II diasingkan menuju Ternate dari pintu ini,” katanya.

A. Damenta mengatakan, launching ini berbarengan dengan rencana renovasi di area Lawang Borotan. Ditargetkan akhir November sudah selesai penataan, tanpa menghilangkan nilai sejarahnya. “Revitalisasi ini meliputi perbaikan-perbaikan pada lantai, sehingga nantinya nyaman digunakan untuk pagelaran seni dan budaya setiap bulannya,” katanya.

Menurutnya, Walikota Palembang selanjutnya harus merawat dan menjaganya, karena tiga segmen ini masuk ke dalam Perda Musi 2045. Selain penataan kawasan tiga destinasi wisata ini, pihaknya menegaskan kepada OPD terkait untuk menertibkan parkir liar dan buang sampah sembarangan.

Ketua Kobar 9, Vebri Al Lintani, mengatakan penggabungan tiga destinasi wisata baru di Palembang—Gedung Walikota Palembang, Lawang Borotan, dan Gedung Kesenian—merupakan hasil diskusi panjang. “Dalam beberapa kali diskusi, ditetapkan tanggal 25 ini sebagai launching, di mana kita buat acara dengan pembacaan syair Perang Menteng yang saya bacakan tadi 22 bait. Syair tersebut bercerita tentang kemenangan Palembang dalam perang melawan Belanda tahun 1819,” katanya.

Syair itu menceritakan terbunuhnya Haji Zen, seorang ulama dari Palembang, dan semangat yang membara dari ratib saman yang membuat para pejuang Palembang menjadi syuhada melawan penjajah, artinya menang, menang di dunia atau mati juga menang (karena pahalanya surga).

“Syair kedua adalah syair yang ditulis oleh cucu dari Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II atau buyutnya Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama RM Fauwaz Diradja SH M Kn, yang isinya tentang kepergian SMB II yang diasingkan ke Ternate. Saya merasa sedih ketika meninggalkan Lawang Borotan, seolah-olah ada semangat Sultan Mahmud Badaruddin II merasuk ke jiwa saya. Betul-betul tadi agak gemetar,” katanya.

Sementara itu, sejarawan Palembang, Kemas Ari Panji, menjelaskan sejarah nama dari Lawang Borotan. “Borotan itu ternyata berawal dari kata ‘buri’ yang artinya belakang. Dalam perkembangannya, kita paham bahwa Lawang Borotan adalah pintu belakang dari Keraton Kuto Besak,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa Keraton Kuto Besak ini cukup populer, namun setelah diambil alih, lalu diubah namanya menjadi Benteng Kuto Besak (BKB). “Padahal dalam catatan sejarah ada empat keraton di Palembang, namun semua hancur, dan yang masih tersisa hanya Keraton Kuto Besak atau sekarang disebut Benteng Kuto Besak,” katanya.

Ketua Dewan Kesenian Sumatera Selatan (DKSS), Iqbal Rudianto, menilai masyarakat sudah melihat perkembangan Kota Palembang di bawah pimpinan Pj Wali Kota saat ini yang serius dan fokus membangun kota lewat seni budaya. “Masyarakat sangat mendukung, bahwa kita membangun Kota Palembang ini dengan berbasis seni dan budaya. Langkah ini sangat tepat dan sudah pasti didukung oleh masyarakat kota Palembang,” katanya.

Usai meresmikan tiga destinasi wisata baru tersebut yang dipusatkan di depan Lawang Borotan, Pj Wali Kota Palembang Dr. A. Damenta dan rombongan melakukan peletakan batu pertama pembangunan mushola dekat Gedung Kesenian Palembang yang merupakan bantuan CSR dari Bank Sumselbabel serta membuka Musyawarah Seniman Palembang. (*)