RIMAUNEWS.CO.ID, Jambi – PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Jambi Merang sebagai bagian dari Pertamina Hulu Rokan (PHR) terus memperkuat komitmennya dalam menghadirkan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Program-program inovatif ditumbuhkan dari potensi lokal guna menjawab tantangan masa depan secara kolektif.
Upaya itu menghantarkan PHE Jambi Merang menorehkan prestasi gemilang melalui dua penghargaan bergengsi di bidang tanggung jawab sosial dan lingkungan: Indonesia Social Responsibility Award (ISRA) 2025 dan PROPER Hijau. Kedua penghargaan ini menjadi bukti nyata komitmen perusahaan dalam menghadirkan program TJSL berdampak yang tumbuh dari potensi lokal dan menjawab tantangan masa depan secara kolektif.
Dalam gelaran Indonesia Social Responsibility Award (ISRA) 2025 pada 10 Juli lalu di The Alana Yogyakarta Hotel & Convention Center, PHE Jambi Merang mendapat apresiasi melalui program unggulan budidaya lebah madu yang dilaksanakan di Desa Suka Maju, Kecamatan Geragai, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.
Dengan pendekatan sirkular berbasis potensi lokal, program ini mendukung pelestarian lingkungan sekaligus memperkuat ekonomi masyarakat. Kelompok binaan telah berhasil mengembangkan 160 kotak sarang lebah, meningkat pesat dari bantuan awal sebanyak 10 kotak.
Bayangkan, dalam satu siklus panen (15–20 hari), masyarakat mampu menghasilkan 250–500 kg madu dengan harga jual Rp30.000–Rp50.000/kg. Program ini kini berkembang menjadi program unggulan Bee The Change, yang mengintegrasikan pemberdayaan komunitas dengan konservasi alam.
Sementara itu, pada 9 Juli 2025 di Hotel Aryaduta Palembang, PHE Jambi Merang menerima sertifikat PROPER Hijau dari Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan (DLHP) Provinsi Sumatera Selatan dalam acara Temu Pelanggan UPTD Laboratorium Lingkungan di Hotel Aryaduta, Palembang.
“Sertifikat yang diberikan tidak hanya sebagai penghargaan, melainkan juga sebagai bentuk komitmen korporasi dalam menjaga lingkungan demi keberlangsungan kehidupan generasi mendatang,” ujar H. Herman Deru selaku Gubernur Sumatera Selatan dalam laman resminya.
Pernyataan yang diberikan oleh Gubernur Sumatera Selatan selaras dengan capaian prestasi PHE Jambi Merang atas keberhasilan program Merajut Limbah Mendis Sehat Mandiri (Meli Mentari) di Desa Mendis, Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin.
Inovasi sosial “Merajut Limbah Mendis Sehat Mandiri (Meli Mentari)” di Desa Mendis, Kecamatan Bayung Lencir merupakan program berbasis agrosociopreneurship ini menggabungkan sektor pertanian, peternakan, dan perikanan untuk menjawab tantangan gizi dan lingkungan, khususnya bagi kelompok rentan seperti anak stunting, ibu hamil berisiko tinggi, dan lansia tidak produktif.
Salah satu teknologi unggulan dalam program ini adalah “Simbah Dorita”, yang memanfaatkan teknologi Pall Ring dan tandan kosong sawit untuk mengolah limbah cair rumah tangga menjadi air irigasi alternatif. Teknologi ini mampu menghemat 1.500 liter air per hari serta menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 2,76 ton CO₂eq per tahun.
Hasil evaluasi menunjukkan bahwa program Meli Mentari memperoleh Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) sebesar 80,31% (kategori “Baik”) dan Social Return on Investment (SROI) sebesar 2,06—artinya setiap Rp1 yang diinvestasikan menghasilkan dampak sosial senilai Rp2,06. Sebagian besar dampak berasal dari sektor ekonomi (66%).
Program-program TJSL PHE Jambi Merang turut berkontribusi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 1 (Tanpa Kemiskinan), SDG 4 (Pendidikan Berkualitas), SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), serta SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab).
“Kami percaya keberlanjutan bukan sekadar jargon, melainkan kerja nyata yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat dan lingkungan. Apresiasi ini menjadi penyemangat bagi kami untuk terus menghadirkan program berdampak yang bertumbuh bersama potensi lokal,” ujar Iwan Ridwan Faizal, Manager CID Regional 1.
Lewat pendekatan agrosociopreneurship yang inklusif dan inovatif, PHE Jambi Merang membuktikan bahwa pembangunan berkelanjutan dimulai dari akar rumput—dengan teknologi yang tepat, kolaborasi komunitas, dan visi jangka panjang yang berani. Upaya ini tidak hanya menciptakan dampak sosial dan lingkungan, tetapi juga membuka jalan bagi transformasi desa menuju masa depan yang lebih sehat dan produktif. (*)