RIMAUNEWS.CO.ID, Palembang – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera Selatan terus meluas. Berdasarkan data Sistem Informasi Pengendalian Karhutla (Sipongi), hingga 10 Agustus 2025 tercatat 1.416,9 hektare lahan terbakar dengan 275 kasus karhutla hingga 23 Agustus.
Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel, Sudirman, menyebutkan ada lima daerah masuk zona merah karena masing-masing mencatat lebih dari 30 kasus kebakaran. Wilayah tersebut yakni Ogan Ilir (96 kejadian), Musi Banyuasin (43), Ogan Komering Ilir (34), Muara Enim (33), dan Banyuasin (32).
“Karhutla di lima zona merah tersebar di 44 kecamatan, mayoritas di lahan gambut yang sangat rentan terbakar saat kemarau panjang,” jelas Sudirman, Senin (25/8/2025).
Selain merusak ekosistem, karhutla juga berdampak pada perekonomian dan kesehatan masyarakat. Ribuan hektare lahan perkebunan sawit dan karet terancam, sementara asap pekat meningkatkan risiko ISPA, khususnya pada anak-anak dan lansia.
“Kalau kebakaran terus meluas, dampaknya bukan hanya pada lahan, tapi juga pada aktivitas perkebunan hingga transportasi udara,” tegas Sudirman.
Saat ini, BPBD Sumsel bersama TNI, Polri, dan Manggala Agni melakukan pemadaman darat serta pemantauan hotspot lewat satelit. Namun Sudirman menekankan pencegahan oleh masyarakat dan perusahaan pemilik lahan menjadi kunci agar kebakaran tidak makin parah.
Peta Zona Karhutla Sumsel
Zona Merah (>30 kasus): Ogan Ilir, Muba, OKI, Muara Enim, Banyuasin.
Zona Oranye (16–30 kasus): PALI (17 kasus).
Zona Kuning (1–15 kasus): Musi Rawas, Empat Lawang, Lahat, Lubuklinggau, Prabumulih, Palembang, OKU, OKU Timur.
Zona Hijau (nihil): Muratara, Pagar Alam, OKU Selatan. (DN)