RIMAUNEWS.CO.ID, Lubuklinggau – Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Lubuklinggau, H Trisko Defriyansa, dengan tegas membantah tuduhan bahwa acara syukuran yang digelarnya di rumah dinas, Kelurahan Keputraan, merupakan ajang kampanye terselubung.
Trisko menyatakan bahwa acara tersebut sepenuhnya murni syukuran dan bukan bagian dari manuver politik.
Acara yasinan dan syukuran ini, jelas Trisko, memiliki tiga tujuan utama: merayakan berakhirnya masa jabatannya sebagai Pj Wali Kota Lubuklinggau, rasa syukur atas diterimanya sang putri di perguruan tinggi negeri, serta peresmian menempati rumah dinas Sekda.
“Ini bukan acara politik, ini syukuran. Kami mengundang semua lapisan masyarakat tanpa pandang bulu, dan yang hadir pun berasal dari berbagai kalangan, termasuk Forkompimda dan tokoh-tokoh masyarakat,” ujar Trisko, menanggapi pemberitaan negatif yang menyebut acara tersebut sebagai kampanye terselubung.
Lebih lanjut, Trisko menjelaskan bahwa sebagai seorang Pj Wali Kota, ia diberi pengarahan langsung oleh Presiden dan sejumlah menteri kabinet untuk bekerja sebaik mungkin dengan fokus pada program nasional seperti pengendalian inflasi, penurunan angka stunting, dan pengentasan kemiskinan.
Menurutnya, capaian tersebut menjadi dasar mengapa acara syukuran diadakan.
“Kami merasa patut bersyukur atas dukungan semua pihak. Karena itu, wujud rasa syukur kami adalah menggelar yasinan bersama, yang tak hanya melibatkan pejabat, tapi juga masyarakat luas,” ungkapnya.
Acara yang berlangsung santai dan hangat ini juga dihadiri oleh berbagai elemen, termasuk UMKM lokal. Kehadiran mereka memicu spekulasi liar ketika foto-foto acara tersebar di media sosial.
Namun, Trisko menegaskan bahwa partisipasi UMKM tersebut hanya bagian dari kebersamaan, bukan upaya berkampanye.
“Saat beberapa tamu ingin berfoto atau menyanyi, istri saya tidak mungkin menolak permintaan mereka. Itu bagian dari menghormati tamu, dan saya rasa tidak ada yang salah dengan itu,” lanjutnya.
Menutup pernyataannya, Trisko sekali lagi menegaskan bahwa acara tersebut benar-benar murni syukuran tanpa muatan politik.
“Logikanya, kalau ini acara kampanye, tidak mungkin Forkompimda dan para pejabat lainnya ikut serta. Ini adalah wujud rasa syukur, bukan arena politik,” tutupnya dengan tegas.
Dengan klarifikasi ini, Trisko berharap masyarakat dapat melihat acara tersebut dari perspektif yang lebih luas, tanpa menilai dengan pandangan negatif semata. (mil)