Terkait Stunting, Kecamatan Selatan II dan Utara I Lokakarya Tingkat Kecamatan

RIMAUNEWS, Lubuklinggau – Balai Keluarga Berencana Kecamatan Selatan II dan Utara I mengadakan mini lokakarya Tingkat Kecamatan, dilaksanakan di Gedung Aula Kecamatan Selatan II dan Utara I.

Hadir dalam kegaiatan Minilok Camat Selatan II Achmad Azhari, Perwakilan Dinas KB Alian Fauzi,Kepala Puskesmas Simpang Priuk Ibu Titin, perwakilan KUA Selatan II,Seluruh Lurah Kecamatan Selatan II,Kordinator PKB Selatan II dan seluruh kader TPK Kec Selatan II.

Yenni Rakhmi dalam sambutanya mengatakan, kegiatan mini lokakarya bertujuan untuk menggali permasalahan terkait stunting di wilayah kerja kecamatan masing-masing, serta mencari solusi dan jalan keluarnya.

Untuk kegiatan Minlok Percepatan Penurunan Stunting direncanakan sesuai petunjuk yaitu dilaksanakan secara rutin minimal 10 (sepuluh) kali dalam setahun.

Selain itu juga Yenni memaparkan program kerja dalam upaya percepatan penurunan angka prevalensi stunting di Kecamatan Selatan II yang masih tinggi serta pencegahan kasus stunting dengan melibatkan lintas sektor.

“Meminta kepada pemangku kepentingan di tingkat Kecamatan agar saling bahu membahu untuk menuntaskan angka stunting serta melakukan sosialisasi dan edukasi maupun pengawasan kepada kelompok sasaran yaitu Calon Pengantin, ibu hamil dan Baduta/Balita untuk mencegah stunting khususnya di Kecamatan Selatan II,” ungkap Yenni sapaan akrabnya.

Ditempat sama, Camat Selatan II Achmad Azhari memberikan apresiasi kepada seluruh pihak terkait yang menyangkut Stunting di Kecamatan Selatan II, mungkin ada gejolak dan penurunan stunting.

Pada kesempatan ini juga pihak Kecamatan Selatan II bersama Kordinator PKb Selatan II tetap bekerja sama dan sinergi masalah Stunting di Kecamatan Selatan II.

“Saya selaku Camat Selatan II mengucapkan terimakasih atas kerjasamanya seluruh kader posyandu, kader TPK, lurah yang sudah bekerja keras untuk membantu stunting, bismillah,” ujar Aang sapaan akrabnya saat membuka kegiatan Minilok tingkat Kecamatan kegiatan Minilok.

Alian Fauzi perwakilan Dinas DPPKB menyampaikan, kegiatan minilok bertujuan untuk meningkatkan peran pemerintah daerah dan komitmen lintas sektor di kecamatan dalam meningkatkan koordinasi antar pemangku kepentingan, meningkatkan pemahanan tentang stunting, mencari penyebab kasus stunting yang ditemukan.

“Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan layanan kesehatan dan pendampingan keluarga risiko stunting,” tutur Alian Fauzi.

Disisi lain Titin, Kepala Puskesmas Simpang Priuk memaparkan, kondisi balita stunting di Kecamatan Selatan II mulai dari tahun 2021 sebanyak 250 anak, 2022 sebanyak 162 balita, 2023 sebanyak 74 dan 2024 juga sebanyak 74 anak.

Data perkelurahan untuk Kelurahan Marga Rahayu terbanyak anak stunting 14 anak, Kelurahan Eka Marga 11 anak, Kelurahan Tanah Priuk 9 anak, Kelurahan Moneng Sepati 8 anak, Kelurahan Siring Agung 8 anak, Kelurahan Karang keruan 7 anak, Kelurahan Simpang priuk 6 anak, Kelurahan Marga Mulya 6 anak dan Kelurahan Taba Pingin 5 anak.

Diakuin oleh Kepala Puskesmas Simpang Priuk, memang saat ini di Kecamatan Selatan II tertinggi balita stunting dibandingkan dengan kecamatan lain.

“Makanya ini menjadi perhatian serius oleh pemerintah Kota Lubuklinggau, dikarenakan Bapak Asuh Stunting Forkompimda dipusatkan di Kecamatan Selatan II untuk interpensi Pemberian Makanan Tambahan,” ungkapnya.

Untuk PMT Lokal kepada anak stunting diberikan selama 3 bulan selama 90 hari, untuk 6 hari berbentuk snack dan satu hari nasi sayur yang mengandung hewani dan protein.

“Semoga dengan interpensi selama bulan juni tiga bulan kedepan akan menambah berat badan dan tumbuh kembang anak dan optimis kedepan zero Stunting,” tutup Titin. (mil)