RIMAUNEWS, Palembang – Inisiatif ‘Hyperlocal’ Tokopedia kian membawa dampak positif bagi pegiat usaha lokal di Indonesia. Pempek Cek Dung dan Pabrik Kerupuk Palembang adalah contoh penjual online kuliner autentik Palembang yang merasakan lonjakan keuntungan berkat inisiatif ini.
Seperti yang dirasakan pelaku UMKM bernama Devi Indriyani. Dirinya sendiri telah memulai usaha Pempek Cek Dung pada 2014 lalu hanya dengan menggunakan peralatan dapur seadanya.
Dia menawarkan beragam varian pempek berkualitas berbahan dasar ikan gabus. Sejak awal pandemi, Devi berinovasi dengan mulai mengandalkan platform digital seperti Tokopedia untuk memasarkan produk.
“Setiap bulan, hampir 400 paket terjual melalui Tokopedia. Dengan kenaikan penjualan di masa pandemi ini, kami bersyukur bisa menambah tiga karyawan khusus untuk menangani pengemasan, sehingga omzet kami pun bisa mencapai sekitar Rp40 juta di Tokopedia setiap bulan,” ungkap Devi di Palembang, Jumat (11/6/2021).
Melalui Tokopedia, Devi merasa usahanya sangat terbantu dari segi pemasaran ke wilayah yang lebih luas, seperti Jabodetabek, Pontianak hingga Bali. Selain itu, Tokopedia membantu Devi melihat tren pasar untuk berinovasi, salah satunya dengan membuat varian pempek lain, seperti pempek udang, pempek vegan, pempek tanpa MSG, pempek mozzarella hingga pempek mercon.
“Kanal digital seperti Tokopedia sangat berdampak luar biasa terhadap usaha kami. Kami berharap para pegiat usaha lokal lainnya bisa terus menciptakan peluang dan berperan dalam melestarikan kuliner nusantara melalui Tokopedia,” kata Devi.
Di tempat lain, kesulitan mencari kerja di tengah pandemi mendorong Ayub Antonius menciptakan peluang lewat pemanfaatan teknologi. Dengan modal hanya Rp 200 ribu, ia membuka toko di Tokopedia ‘Pabrik Kerupuk Palembang’ pada Maret 2020 dan menjual hampir seluruh jenis kerupuk khas Palembang.
Melalui usaha itulah, Ayub membantu para produsen kerupuk rumahan di pelosok dapat akses ke lebih banyak pembeli lewat pemanfaatan teknologi. “Banyak sekali industri rumahan di Palembang yang memproduksi kerupuk. Ada yang tinggal di jalan setapak bahkan hutan,” kata dia.
Dengan menggandeng para produsen kerupuk tersebut, secara tidak langsung Ayub juga memberdayakan nelayan lokal. “Produsen-produsen ini ambil bahan segar pembuatan kerupuk, seperti ikan dan cumi, dari nelayan di Bangka Belitung,” jelas Ayub.
Dia pun melakukan berbagai strategi untuk meningkatkan penjualan. Mulai dari menghadirkan lebih banyak varian kerupuk, membuat promo hingga aktif mengikuti kampanye di Tokopedia, seperti Waktu Indonesia Belanja (WIB) Palembang dan Tokopedia Nyam.
Kini, Ayub mampu memperoleh omzet hingga Rp 100 juta per bulan. Di sisi lain, produk yang dihasilkan oleh para produsen kerupuk rumahan yang digandeng Ayub, kini juga dapat dinikmati pembeli dari berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Jakarta, Bali, Kupang bahkan Papua.
Terpisah, Head of Regional Growth Expansion (RGX) Tokopedia, Trian Nugroho, mengatakan Inisiatif Hyperlocal Tokopedia bertujuan mengajak masyarakat belanja dari penjual terdekat sekaligus mendorong lebih banyak pegiat usaha di Indonesia. “Khusunya yakni UMKM lokal, menggerakkan ekonomi daerah lewat pemanfaatan teknologi,” tutupnya.(R)