RIMAUNEWS.CO.ID, Palembang – Mundurnya pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati nomor urut 1, Yudi Purna Nugraha dan Yenny Elita Sofyan (YPN-YESS) disebut Pengamat Politik Sumsel, Bagindo Togar adalah bagian dari drama.
Dimana menurut Bagindo, sejak kejadian demo yang terjadi di rumah Kabupaten Ogan Komering Ulu, Bagindo menilai YPN-YESS sedang mencari perhatian masyarakat, melalui drama-drama playing victim.
“Saya melihat ini bagian dari skenario merasa terdzolimi, dan mengangkat kisah sedih kepada masyarakat untuk mencari perhatian publik seolah-seolah merasa ada terzalimi,” katanya.
Bagindo mengatakan, saat ini hasil survey serta elektabilitas pasangan Teddy Meilwansyah-Marjito Bachri (Bertaji) jauh mengungguli pasangan YPN YESS.
“Jadi, pada debat semalam mereka sadar mereka sudah kalah, karena minimnya pengetahuan dan pengalaman, makanya mereka cari cara untuk menghindari debat,” ungkapnya.
Memurutnya, KPU tidak akan berani bermain dengan cara-cara yang dituduhkan tim YPN YESS. Apalagi sampai bertindak tidak adil.
Jika mereka berani, sama saja bunuh diri dan mempertaruhkan jabatan. Apalagi dengan membedakan jumlah massa pendukung yang menonton langsung di arena debat.
“Saya tidak yakin KPU OKU berani, blunder itu, dengan membedakan jumlah pendukung yang masuk arena debat,” tegasnya.
Bagindo pun mencontohkan bahwa KPU di Kabupaten Kota di Sumsel lainnya dalam pelaksanaan debat politik berlaku adil kepada jumlah massa pendukung yang memasuki area debat.
Hal itu dibuktikan sejauh ini tidak ada Paslon lain di Kabupaten Kota maupun Provinsi yang memprotes jumlah pendukung yang masuk arena debat.
Sehingga Bagindo menilai KPU OKU tidak mungkin berani berlaku tidak adil kepada salah satu calon karena mereka bisa saja diperiksa oleh Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP).
“Jadi dikroscek dulu apakah (YPN-YESS) WO itu ada faktor tidak ada massa yang siap untuk berangkat atau ada kendala hambatan teknis dan pembiayaan,” katanya.
Namun Bagindo menilai, WO yang dilakukan YPN YESS adalah bagian dari drama ketidaksiapan mereka.
Mulai dari jumlah masa pendukung yang dihadirkan, kemampuan intelektual untuk menjawab pertanyaan panelis, termasuk pembiayaan.
“Jadi dibuatlah drama-drama itu, apalagi kemarin mereka baru demo ke rumah Kabupaten seolah-olah dibuat Pj tidak netral, atas kesalahan Sekretaris Dewan yang merupakan saudara dekat YPN itu sendiri. Masyarakat sudah cerdas menilai drama-drama yang dilakukan, itu tidak perlu dilakukan,” tandasnya. (*)