Wisuda ke-45 Program Sarjana dan Program Magister STISIPOL Candradimuka Diikuti 311 Orang, Ini Yang Disampaikan Ketua STISIPOL Candradimuka

RIMAUNEWS.CO.ID, Palembang – Sidang Senat Terbuka Wisuda ke-45 Program Sarjana dan Program Magister Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (STISIPOL) Candradimuka Dengan tema “Genarasi Tangguh, Indonesia Maju” digelar di Hotel Aryaduta Palembang, Rabu (18/9/2024).

Wisuda diikuti sebanyak 311 orang wisudawan dan wisudawati dengan rincian Ilmu Komunikasi 98 orang, Ilmu Administrasi Negara 94 orang, Ilmu Kesejahteraan sosial 44 orang, Ilmu Politik 14 orang, Magister Ilmu Administrasi Publik 50 orang dan Magister Komunikasi 11 orang.

Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIPOL) Candradimuka Dr.Hj. Lishapsari Prihatini, M.Si mengatakan, wisuda ini merupakan proses kebahagiaan setelah kuliah sudah hampir 4 tahun mereka mengenyam pendidikan di STISIPOL Candradimuka.

“Harapan ke depan STISIPOL Candradimuka semakin banyak alumninya. Dan bagi lulusan kita tetap diberdayakan oleh pemerintahan dan dibutuhkan masyarakat,” ujarnya.

Ketika ditanya minat masyarakat untuk masuk ke STISIPOL Candradimuka, Lishapsari mengatakan, Alhamdulillah minat masyarakat masih tinggi sebanyak yang memilih kampus kita. Karena kampus STISIPOL Candradimuka adalah sekolah tinggi.

“Jadi kami selalu memperhatikan rasio dosen jadi tidak langsung kita menerima. Karena kami ada rasio dosen, Alhamdulillah STISIPOL Candradimuka tetap menjadi pilihan masyarakat,” katanya.

“Untuk peningkatan kualitas SDM kita tetap pada jalur Ristekdikti. Artinya kita selalu dengan program kerja yang digariskan dan ditentukan. Mengutamakan dosen-dosen minimal Doktor. Sekarang kita memberikan kuliah Doktor untuk beberapa dosen kita,” bebernya.

Pada wisuda kali ini, Danrem 044/Gapo Brigjen TNI Muhammad Thohir, S.Sos., M.M memberikan Orasi Kebangsaan pada Sidang Senat Terbuka Wisuda ke-45 Program Sarjana dan Program Magister Sekolah Tinggi ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIPOL) Candradimuka, mengangkat tema Peran Mahasiswa Dalam Sistem Pertahanan Yang Bersifat Semesta Untuk Mewujudkan Indonesia Emas.

Danrem mengatakan, sebagai warga Indonesia, harus berbangga, kita menjadi bagian dari negara yang sangat besar. “Indonesia dijuluki sebagai zamrud khatulistiwa, sebagai heaven of the earth. Kita hidup di Indonesia merupakan anugerah Tuhan yang harus kita syukuri,” bebernya.

Indonesia sebagai negara kepulauan, dengan keragaman suku bangsa dan agama, dihadapkan dengan situasi saat ini, merupakan salah satu yang dapat menimbulkan potensi konflik atau potensi disintegrasi bangsa.

Danrem menggugah, dengan membeberkan potensi-potensi masalah penyebab kurangnya wawasan kebangsaan, yang perlu mendapatkan perhatian.

Penyebab disintegrasi diantaranya Ideologi lain yang tidak sesuai dengan Ideologi negara, demografi, iklim politik yang tidak sehat, penurunan toleransi, perekonomian yang tidak merata serta kecemburuan sosial.

Danrem mengajak, “Dengan berbagai macam eskalasi kerawanan, indikasi kerawanan. Kita kembali kepada norma dasar, pegang teguh pacasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika,” ucap Danrem.

“Itu semua adalah modal dasar untuk membangun dan menopang kekuatan bangsa, yang merupakan kumpulan nilai-nilai luhur yang harus dipahami oleh seluruh masyarakat dan menjadi panduan dalam kehidupan ketatanegaraan,” lanjutnya.

Mahasiswa memiliki potensi besar sebagai pilar kekuatan dalam sistem pertahanan semesta. Peningkatan kesadaran bela negara, pengembangan kompetensi dan strategi pemberdayaan yang tepat dapat mengoptimalkan peran mahasiswa dalam menjaga kedaulatan dan keamanan negara.

“Mahasiswa adalah penerus estafet kemajuan Indonesia, jangan pesimis, jangan merasa tidak mampu, kalian telah dididik di kawah candradimuka,” gugahnya.

“Jangan pernah lelah untuk belajar dan menempa diri, karena belajar hukumnya wajib, jangan melihat umur. Dengan kemauan untuk belajar, untuk mengaktualisasi diri, akan meyakinkan, bahwa kita harus lebih baik dari generasi sebelumnya,” pungkasnya. (Yanti)