RIMAUNEWS, Palembang – Menghadapi tantangan di era digital pada masa pandemi COVID-19 seperti ini pasti sulit bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), salah satunya sepeti warung-warung. Terlebih, keterbatasan teknologi kerap menjadi penghambat.
Melihat itu, salah satu platform digital yang membidik sektor ini adalah Grab melalui GrabKios.
Seperti di Kota Palembang, ada seorang pemilik warung digital ‘Rosa’ bernama Rosalina, yang memutuskan untuk bergabung dengan GrabKios. Dirinya pun berbagi pengalaman bagaimana bisa bergabung ke platform digital tersebut.
“Awalnya saya hanya seorang IRT (Ibu Rumah Tangga) yang tidak paham teknologi. Saya habis menikah bingung ingin membuka usaha apa, tapi suami punya modal sedikit dan akhirnya memilih membuka warung kecil-kecilan sejak 2008 lalu,” ujar Rosalina dalam acara virtual press conference Peluncuran Program Digitalisasi UMKM Palembang melalui zoom, Kamis (16/7/2020).
Dikatakan wanita berusai 38 tahun ini, seiring berjalannya waktu ia terus mengembangkan usaha yang digelutinya hingga akhirnya bertansformasi ke digital.
“Ya, warung saya sebelumnya hanya menjual kebutuhan pokok sehari-hari. Namun, semenjak gabung dengan GrabKios ini, saya bisa mendapat keuntungan lebih,” kata dia.
Warung GrabKios miliknya pun kini bisa melayani layanan yang lebih besar. Dirinya mengatakan, kini warungnya dapat melayani mulai dari jual pulsa, jual token, kirim uang dan lainnya.
“Gabung dengan GrabKios kita bisa jual produk-produk itu. Jadi, dengan bergabung GrabKios ini memang banyak layanan yang bisa kita dapat. Dan ini bagus dengan perkembangan di era digital saat ini,” ucap dia.
Rosalina juga membagikan pengalaman ketika awal mula bergabung GrabKios. Dimana ia awalnya masih kesulitan menggunakan smartphone yang terkoneksi dengan internet untuk menjalankan bisnis kecilnya tetsebut.
“Tapi, karena dari ga bisa itu, saya terus belajar, terus usaha hingga lama-lama terbiasa. Jadinya sekarang menjadi lebih mudah,” ungkap dia.
Bahkan, dia mengklaim semenjak gabung di GrabKios dari sisi perekonomian keluarga pun meningkat. Hal itu dibuktikannya dengan bisa membuka rekening bank, bisa menabung lebih dari penghasilan yang didapat, bisa merenovasi warung dan rumah.
“Alhamdulillah, sejak bergabung dengan GrabKios, jadi bisa sedikit merenovasi warung dan rumah. Sekarang usaha warung saya juga makin maju dan perekonomian keluarga juga meningkat,” jelasnya.
Dirinya juga menyampaikan pesan kepada UMKM di Kota Palembang yang belum bergabung dengan GrabKios. Yang mana, saat gabung jangan takut untuk memulai, dan tetap terus berusaha.
“Jangan takut berusaha, terus belajar, jangan menyerah, dan jangan lupa selalu ramah terhadap pelanggan. Tentunya, gabung GrabKios ini sangat membantu dalam penjualan di era digital sekaran ini,” tuturnya.
Sementara itu, Head of West Indonesia, Grab Indonesia, Richard Aditya, menambahkan banyak nilai tambah yang ditawarkan kepada mitra seperti UMKM di Palembang yakni penjualan produk-produk yang sebelumnya belum pernah dijual mitra warung.
Richard mengatakan, bagi UMKM di Palembang yang ingin bergabung GrabKios pun cukup mudah. Dia menyebut, dimana mitra cukup memiliki usaha kecil dan tinggal mendaftar di www.grabforgood.id.
“Nah, selanjutnya nanti bisa ikut program pelatihan dan nanti akan dibina kembali. Ini gratis, tanpa biaya untuk yang akan bergabung dengan GrabKios,” ujar Richard.
Pihaknya pun fokus terhadap UMKM karena melihat potensi banyak UMKM-UMKM yang kreatif bermunculan di era digital ini, khususnya di Kota Palembang. Sehingga pihaknya mengembangkan hal tersebut.
Ia menambahkan, kekuatan digital tentunya akan membantu wirausaha skala mikro untuk mulai beradaptasi dalam era tatanan baru. Menghadapi masa depan yang tak bisa diprediksi, masyarakat harus selalu siap menghadapi tantangan dak terus bertahan.
“Saya ingin berpesan tiga hal. Pertama tetap terapkan protokol kesehatan di era new normal untuk UMKM di Palembang. Kedua, mari kita ubah dari susah menjadi mudah dalam berbisnis. Terakhir, jangan lupa gabung platform digital Grab, karena ini merupakan jawaban untuk bertahan di era digital seperti saat ini,” tutup Richard. (*)