PKB – Gemasaba Edukasi Kesadaran Berpolitik Bagi Generasi Milenial

PALEMBANG, RIMAUNEWS – Generasi milenial tidak boleh buta pengetahuan tentang politik. Itulah tema utama dari Ngobrol Politik (Ngopi) yang dilaksanakan oleh Gerakan Mahasiswa Satu Bangsa (Gemasaba), Rabu (17/2) siang.

Salah satu pembicara, M Oktafiansyah, politisi PKB Sumsel sekaligus Sekertaris Fraksi PKB di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumsel ini mengatakan saat ini Indonesia sedang berada di posisi bonus demografi.

Maksudnya, kata Engga (sapaan akrab M Oktafiansyah), suatu keadaan jumlah penduduk yang masuk ke dalam usia produktif, kisaran 15 – 64 tahun. jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan penduduk usia tidak produktif.

Dan itu, menurut Engga, akan terjadi pada puncaknya di perkiraan di tahun 2030 nanti. Namun, akuinya, muncul kekhawatirannya akan masa depan dunia perpolitikan Indonesia. setelah secara pribadi dan sempat menjadi perbincangan di kalangan para politisi senior.

Apa itu? Menurut Engga, banyak generasi milenial yang takut berkenalan atau bersentuhan langsung dengan dunia politik.

Hal demikian itu disinyalir karena adanya anggapan yang salah terkait dunia politik. malahan kena pelintir lagi politik itu kejam dan selalu dipersalahkan.

“Jujur saja saya sebagai politisi merasa sedih dan khawatir dengan masa depan Indonesia.”kata Engga saat paparannya dihadapan para mahasiswa, juga bebarapa anggota DPRD Provinsi Sumsel dan Kota Palembang yang masih merupakan kader dan simpatisan partai besutan Almarhum Gusdur itu.

Apalagi, sambung Engga, jika melihat generasi milenial yang masih banyak buta politik, dan saya rasa saya tidak sendirian kok merasakan hal ini.

Melalui diskusi kali ini, dirinya mengharapkan, acara yang didesain sedemikian rupa oleh Gemasaba itu, terkait Bonus Demografi, merupakan momen penting dan terjadi satu kali dalam sejarah kehidupan suatu bangsa.

“Jika generasi milenial memandang politik seperti itu, maka siapa yang akan melanjutkan keberlangsungan negara ini karena berdirinya suatu negara disebabkan berjalannya politik di negara itu sendiri untuk mengambil suatu kebijakan,” kata Oktafiansyah.

Tidak sampai disitu dirinya pun menjelaskan PKB bersama pemerintah baik di pusat di daerah termasuk organisasi kepemudaan seperti Gemasaba mencoba membangun kesadaran berpolitik tersebut, tentunya dengan gaya santuy istilah sekarang.

“Saat ini PKB bersama pemerintah baik di tingkat pusat ataupun bersama – sama organisasi kepemudaan seperti Gemasaba mencoba membangun kesadaran pentingnya politik disuatu negara tentunya dengan cara Santuy, istilah yang digunakan generasi milenial saat ini dengan harapan membuat Indonesia mampu memanfaatkan momen ini agar lebih baik lagi kedepan,”tegas Oktafiansyah.

Ditempat yang sama, Dodi Hari Utama selaku ketua Dewan Pengurus Wilayah Gemasaba Sumsel menambahkan tujuan dari kegiatan ini untuk mengajak dan membuka wawasan generasi milenial untuk lebih terbuka terhadap politik bukan malah anti politik.

“Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengajak dan membuka wawasan generasi milenial tentang artinya politik bagi kehidupan berbangsa bukan malah anti dengan politik,”jelas Hari.

Ia menambahkan, bukankah setiap kebijakan yang ada di suatu negara termasuk Indonesia adalah sebuah produk politik, bagaimana Indonesia bisa memiliki masa depan yang lebih baik jika generasi bangsa tidak berani mengenal politik secara keseluruhan.

“Bukan hanya mendengar dari sana sini dan belum tentu jelas kebenarannya, yang jelas kedepannya Gemasaba akan melakukan Road To Campus Mengajak Generasi milenial untuk lebih mengenal politik itu secara utuh,” jelas Hari.

Sementara ditempat yang sama turut hadir Bagindo Togar pengamat politik Sumatera Selatan, menguraikan sedikit pengamatannya. Menurutnya, minat berpolitik di kaum muda disebabkan oleh sering dimanfaatkannya oemuda sebagai komoditas bagi elit politik.

“Banyak kelompok kepentingan dalam konteks politik, jangan melihat anak muda sebagai komoditas, jadi anak – anak muda bisa melihat politik lebih subjektif dan tentunya anak – anak muda pun harus pun menyadari hal itu,”kata Bagindo.

“Harapannya, kepada anak – anak muda, politik itu merupakan suatu seni karena pada hakikatnya mereka, elite politik dan Anak – anak muda punya peran masing – masing,” ungkap Togar. (Din)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *