RIMAUNEWS, PALEMBANG – Selain melahirkan para ulama besar, Gubernur Sumsel H.Herman Deru berharap Pondok Pesantren (Ponpes) di Sumsel juga dapat melahirkan ekonom maupun wirausaha-wirausaha (entrepreneruship) baru.
Pernyataan itu disampaikannya saat menghadiri acara Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) Antara Jaringan Pesantren Sumsel, PT. Pusri, Petrosida, SHS, BSBSS, Dinas Pertanian dan Unsri Tentang Santri Agrosolution di Ponpes Sultan Mahmud Badaruddin, Kelurahan Talang Jambe, Palembang, Kamis (8/04/2021).
Saat ini kata Herman Deru ada lebih dari 400-an ponpes yang tersebar di Sumsel dan rata-rata ponpes tersebut memiliki lahan yang sangat luas. Lahan-lahan ini menurutnya sangat prospektif digarap tanpa kendala terlebih dengan adanya program Agrosolution Sinergi Santri Membangun Negeri yang telah dilaunching Sumsel.
“Jangan sampai kehadiran Wakil Menteri (Wamen) ini hanya menjadi sejarah. Kalau ponpes tidak ambil kesempatan tentu ini jadi sia-sia. Makanya Saya minta pengurus maupun santri harus agresif merespon ini. Kita pantik ponpes agar tidak hanya produktif menghasilkan ulama tapi juga ekonom dan entreperenur,” jelas HD.
Dalam kondisi perekonomian dunia dan negara yang demikian, semua pihak harus bergerak tak terkecuali santri. Dengan memanfaatkan lahan-lahan yang ada di ponpes, diharapkan kedepan lembaga pendidikan ini dapat lebih mandiri memenuhi kebutuhan operasionalnya tanpa harus ketergantungan dengan pihak lain.
Selama ini dalam kegiatan Ponpes orang cenderung selalu bicara soal kegiatan belajar mengajar. Padahal agar lebih efektif, sektor pertanian ini perlu dijadikan ekskul sehingga ke depan bekerja di bidang pertanian ini bukan hanya hobi atau menekuni pekerjaan semata tapi memang menjadi mata pencaharian.
” Gagasan ini menjadi angin segar bagi dunia ekonomi yg belakangan terkontraksi akibat covid. Alhamdulillah kita bersyukur masih ada semangat untuk memerangi kemiskinan. Mou ini memang hanya di atas kertas tapi Saya berkomitmen akan terus mengawal ini,” jelas HD.
Terkait kesediaan pupuk yang terbatas saat ini, HD mengatakan memang diperlukan terobosan dan inovasi yang ekstrem. Menurutnya subsidi pupuk yang selama ini diberikan sebaiknya diganti dengan pemberian subsidi untuk komoditas. Sehingga tidak ada lagi kekhawatiran terjadinya penyelewengan pupuk dan lain sebagainya.
“Caranya kita inventarisir produknya berapa dan kebutuhan pupuk berapa? Itu dirupiahkan berapa ekuivalennya dan kita subsidikan di berasnya. Misal HPP Rp8300 kita subsidikan 1000 atau berapa untuk pembelian pupuk jadi naik dari situ dari HPP,” papar HD.
Sementara itu Wakil Menteri Pertanian RI, Harvick Hasnul Qolbi, dalam sambutannya mengatakan, kehadirannya di Sumsel ini dalam rangka mengecek kecukupan stok pupuk bagi petani. Sebab menurutnya akan mustahil mewujudkan swasembada beras tanpa diiringi ketersediaan pupuk.
“Agar petani lebih hemat dan kelangkaan pupuk selesai maka program Agrosolution ini hadir,” ujar Wamen Harvick.
Diakui Harvick persoalan pupuk ini memang memerlukan penyelesaian khusus, terlebih Presiden juga memberikan atensi pada persoalan ini.
“Mudahan program dari kawan-kawan ini berhasil mengatasi persoalan pupuk” jelasnya.
Dari hasil kunkernya memantau ketersediaan pupuk memasuki musim tanam kedua April, Wamen mengaku melihat ketersediaan pupuk cukup sehingga para petani tak perlu khawatir.
” Tinggal bagaimana soal distribusinya agar tepat sasaran sesuai dengan harapan kita semua,” papar Harvick.
Di tempat yang sama Dirut PT Pusri Palembang Tri Wahyudi Saleh menyambut baik kehadiran Wakil Menteri Pertanian RI. Menurutnya Pusri siap mensupport karena tahun ini pihaknya ditugaskan tidak hanya memproduksi pupuk tapi juga melakukan pendampingan teknologi dan pengetahuan ke insan pertanian.
” Insya Allah kami akan bersinergi dan kami juga akan mensupport cita-cita Gubernur Sumsel menjadi sentra penghasil beras terbesar di Indonesia,” terangnya.